Oleh: OBAT TRADISIONAL INDONESIA | 22 November 2008

Buah Merah Mengobati Tumor Otak dan Kanker Payudara

Setahun silam Hamid adalah lelaki ringkih. Tubuhnya lesu dan kurus, hampir tinggal kulit membalut tulang. Kelima panca inderanya tidak berfungsi. Libidonya bagai lentera kehabisan minyak : redup. Semua itu gara-gara sel tumor yang bersemayam di otak pria paruh baya itu. Konsumsi rutin buah merah Pandanus coinedeus mengakhiri semua sakit berkepanjangan itu.

35 kali penyinaran tak juga mampu menjinakkan sel tumor yang tumbuh di jaringan otak Hamid. Malah jaringan liar itu terus membesar. Hari-hari pun dilalui dengan penuh derita.

Baru setahun pria asal Enrekang, Sulawesi Selatan, mengetahui kehadiran penyakit ganas di jaringan otaknya. Selama itu pula penderitaan hebat dirasakan. Godam raksasa seperti dihantamkan ke kepalanya, sehingga terasa nyeri dan pusing. Sakit itu disertai tidak berfungsinya panca indera. Lidah tidak bisa mengecap dan membedakan rasa. Bicara tersendat-sendat lantaran lidah semakin kaku. Daya tangkap pendengaran terus menurun. Penglihatan menghilang, menyebabkan pusing setiap mata dibuka. Lengkap sudah derita pria 54 tahun ini. Seketika gairah seksnya menurun.

Berburu Rumah Sakit

Ketika merasakan sakit kepala hebat, Hamid langsung mendatangi dokter umum langganannya. Keluhan yang disampaikan ketika itu hanya hipertensi. Setelah diperiksa intensif, dokter langsung mengirimnya ke UGD RS Dian Harapan, Jayapura.

Hari demi hari dilewati di atas ranjang rumah sakit. Selama 8 hari tergolek lemah, hampir tak ada perubahan. Tak hanya nyeri kepala yang dirasakan. Hampir sekujur tubuh terasa lemah dan kaku. Karena itu akhirnya ia memilih kontrol ke dokter ahli penyakit dalam. Lantaran sumber penyakit tidak juga terdeteksi, sang dokter menyarankan dia menjalani pengobatan akupunktur di RSAL Jayapura.

Di sana selama sebulan jarum-jarum akupunktur menghujam tubuhnya. Namun derita seperti enggan menjauh darinya. Rasa penasaran menyebabkan ia beralih ke dokter ahli Telinga, Hidung, dan Tenggorokan (THT). Dokter ahli THT pula yang mengirimnya ke salah satu rumah sakit di Makassar yang memiliki peralatan lebih lengkap.
Di sanalah akhirnya Hamid mendapatkan jawaban. Hasil pemeriksaan intensif menunjukkan adanya tumor di jaringan otak. Karena tumor otak ini, ia pun diharuskan menjalani perawatan intensif di rumah sakit itu.

Menurut dokter Setiawan Dalimartha, pemerhati obat tradisional, adanya gangguan pada panca indera pasien memang salah satu indikasi terjadinya tekanan (kompresi) pada sistem syaraf pusat akibat tumor. Infeksi jaringan akibat virus, pendarahan, atau virus bisa menjadi penyebab tumor otak atau kanker otak.

Jaringan liar itu dari waktu ke waktu akan menekan ke sistem syaraf pusat seiring dengan pertumbuhannya. Akibatnya, organ2 penglihatan, pendengaran, atau perasa pun terganggu. Bahkan, fungsi beberapa organ panca indera dapat menurun sekaligus bila tekanan terjadi di pusat syaraf. “Dalam kasus Hamid, kemungkinan tumor berkembang di syaraf otak ke-7 dan ke-8,” paparnya.

Buah Merah

Dua bulan lamanya ia harus hidup di balik dinding rumah sakit itu. Selain mendapatkan perawatan intensif, ia harus menjalani 35 penyinaran rutin untuk menjinakkan tumor. Sayangya, sakit yang mendera tidak juga berakhir. Padahal, pasca opname ia pun telah melakoni rawat jalan selama 5 bulan.

Secercah harapan muncul ketika ia bertemu Salong, pegawai RS Dian Harapan, Jayapura, yang dikenalnya saat opname di sana hampir setahun lalu. Pria yang sehari-harinya bekerja di bagian pengamanan rumah sakit itu menyarankan Hamid untuk mencoba sari buah merah. “Banyak penderita kanker sembuh setelah minum obat itu,” katanya meyakinkan.

Informasi penting itulah yang membawa Hamid ke depan pintu rumah Drs I Made Budi MSi, penyedia sari buah merah. Pengajar di jurusan Biologi, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Cendrawasih, Jayapura, itu memang sedang gencar mempromosikan khasiat buah merah.

Melihat kondisi Hamid yang sangat memprihatinkan, hatinya terketuk. 2 botol sari buah merah langsung diberikan cuma-cuma. “Waktu pertama kali datang ke saya, kondisinya sudah parah. Hampir tidak ada harapan lagi,” papar Made di rumahnya di Abepura, Jayapura. Tubuh kurus dan pucat pasi dengan wajah lesu seperti menahan sakit luar biasa.

Hampir Sembuh

Karena besarnya keinginan sembuh, saat masih di rumah Made pun sesendok sari buah merah langsung ditenggaknya. “Sehabis minum obat itu, seperti ada yang bunyi-bunyi di telinga. Saya pikir itu reaksi obat,” kata Hamid. Sesuai anjuran Made, 2 kali sehari obat itu diminum, masing-masing satu sendok makan.

Perubahan mulai dirasakan setelah 2 botol obat yang berisi sekitar 150 ml sari buah merah itu habis diminum dalam waktu 2 minggu. Itu ditandai dengan mulai hilangnya rasa sakit di kepala. Ia pun mulai bisa tidur nyenyak tanpa gangguan rasa nyeri di otak – kondisi yang hampir tidak pernah lagi dirasakan sejak sakit dialaminya – Apalagi fungsi seksual mulai bangkit kembali.

Membaiknya fungsi seksual menurut Made menjadi indikasi perkembangan membaik pada kesehatan pasien. Karena itu Made menyarankan untuk melanjutkan konsumsi sari buah merah. Sampai saat ini 8 botol sari buah merah dihabiskan dalam 2 bulan. Konsumsi obat tetap dilanjutkan karena rasa sakit di kepala hampir tak pernah lagi dirasakan. Tubuh yang dulu kurus, lesu, dan pucat, kini makin berisi. Bicara tak lagi kaku dan daya tangkap pendengaran kembali normal.

Kini ia tak lagi merasa pusing meski mata harus melek berjam-jam. Meski tidak melakukan CT-scan, dokter langganannya yakin akan kesembuhan Hamid telah mencapai 90%. Padahal, selain sari buah merah, kini tak sebutir pun obat medis disentuhnya.

Catatan: Buah merah yang berasal dari tanah Papua, kaya akan asam lemak tak jenuh. Buah ini mengandung 45% asam oleat dan asam linoleat yang merupakan asam lemak esensial bagi tubuh. Asam lemak yang gampang diserap organ pencernaan itu memperbaiki dan memperlancar metabolisme. Ia juga memberi asupan protein yang tinggi untuk meningkatkan daya tahan tubuh. Buah merah mengandung senyawa antioksidan dalam dosis tinggi. Kandungan betakaroten mencapai 12.000 ppm. Senyawa antioksidan alami lain, diantaranya tokoferol yang mencapai 600 mikrogram per gram. “Kualitasnya setara zaitun,” papar Made.
Menurut dokter Setiawan Dalimartha, betakaroten yang tinggi memungkinkan buah merah memiliki efek antikanker yang kuat. Di dalam tubuh, antioksidan mampu menangkal dan memutus mata rantai radikal bebas – senyawa penyebab kanker dan tumor – Asam lemak yang dikandung buah merah juga merupakan antibiotik dan antivirus alami yang kuat. Ia ampuh membunuh bakteri, cendawan, dan virus penyebab infeksi. Karena kemampuan itulah, ia efektif menghambat dan membunuh sel-sel tumor yang aktif.

Pada kasus lain, buah merah juga berhasil menyembuhkan tumor payudara atau kanker payudara. Seorang wanita yang telah diangkat satu payudaranya di Rumah Sakit Dian Harapan Jayapura, tetap merasakan sakit. Pasca operasi, luka bekas operasi tidak juga mengering, bahkan rasa sakit masih terasa hingga ujung jarinya. Konsumsi buah merah telah menyembuhkan penyakit wanita itu.

Untuk membeli bermacam kapsul herbal, silakan klik blog : OBAT TRADISIONAL.


Tanggapan

  1. termasuk jenis apa?klo bisa disertai foto ya.

  2. @geraiherbalindo : Buah merah, buah asli dari tanah Papua sudah sangat terkenal. Ini termasuk tanaman obat juga. Terimakasih atas saran Anda.


Tinggalkan komentar

Kategori